Futur

image

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Futur, secara bahasa mempunyai dua makna.

Pertama yaitu terputus setelah bersambung, terdiam setalah bergerak terus.

Kedua yaitu malas, lamban atau kendur setelah rajin bekerja. Futur secara istilah merupakan suatu penyakit yang dapat menimpa seseorang yang berjuang di jalan Allah. Futur yang paling ringan menyebabkan seseorang terhenti setelah terus-menerus melakukan ibadah. Ar Râghib berkata, “Futûr ialah diam setelah giat, lunak setelah keras, dan lemah setelah kuat.”

Futur, kata berasal dari bahasa Arab yang akar katanya adalah: Fatara – Yafturu – Futurun, yang artinya menjadi lemah dan menjadi lunak. Atau diam setelah giat dan lemah setelah semangat. Orang yang futur mengalami penurunan kuantitas dan kulaitas amal shalih/ibadah. Atau ia mengalami kemerosotan atau kemalasan pada keimanan atau keislamannya. Atau orang yang mengendur sendi-sendi hatinya sehingga menyebabkan penurunan stamina ruhiyah yang dapat menjadikannya jauh dari kebaikan dan anjlok produktivitas amal shalihnya.
Ketika sedang futur, betapa mudahnya setan merasuki hati kita sehingga hati kita memikirkan hal hal buruk. Gampang mencurigai saudara sendiri, ghibah, gampang sakit hati, terus memikirkan orang yang bersikap tidak baik pada kita, ujung ujungnya jadi gelisah, jadi marah marah.. Dan sakit hati sendiri.
Cara menghindarin Futur:
Menjauhi maksiat dan keburukan. Sebagaimana ibadah bisa menghindarkan diri dari maksiat, maksiat juga bias menjauhkan seseorang dari amAl amal kebajikan.
Istiqamah dengan amalan-amalan harian untuk meningkatkan kekuatan rohani dan jasmani. Hanya dengan persiapan rohani dan jasmani sajalah kita dapat mengarungi berbagai macam rintangan kehidupan.
Menjaga waktu-waktu yang utama dan menghidupkan amalan ketaatan. Sebagai contoh, berpuasa pada hari Senin dan Kamis, shalat dhuha, memperbanyak zikir dan doa.
Menjaga diri dari sikap melampau batas dan terlalu menyusahkan diri dalam urusan agama. Melakukan amalan yang sedikit tetapi istiqamah adalah lebih baik daripada melakukan banyak amalan tetapi hanya sesaat.
Menggabungkan diri dengan jemaah Islam dan meninggalkan ‘uzlah. Hanya dengan menyertai jemaah seseorang itu dapat meningkatkan diri dan tidak mudah tertipu oleh syetan.
Mengenali cobaan- cobaan di jalan dakwah, agar tidak mudah pataaah semangat atau kendur dan futur.
Selalu bergaul dengan orang yang shalih dan banyak melakukan amal shalih.
Memberi hak-hak tubuh dan jasmani seperti istirahat dan menjaga kesehatan.
Memberi ruang pada jiwa untuk menikmati perkara-perkara yang dibolehkan, seperti bergurau, bermain dan berekreasi.
Banyak membaca buku sirah nabi dan sejarah orang-orang yang shalih, agar termotivasi untuk mengikuti jejak mereka.
Senantiasa mengingat mati dan perkara-perkara yang berkaitan dengannya seperti azab kubur dan akhirat.
Sentiasa membayangkan nikmat surga dan azab neraka. Ini akan memantapkan lagi iman dan menguatkan semangat untuk memikul amanah Allah.
Selalu menghadiri majlis ilmu. Ini kerana ia akan mengembalikan semangat yang kendur, dan mengingatkan ajaran yang terlupakan.
Memahami kesempurnaan Islam dengan mengamalkan kesyumulan agama itu sendiri. Ini akan mengelakkan pemahaman yang cetek terhadap Islam.
Sering bermuhasabah diri. Insya Allah ia akan cepat menyadarkan kita daripada kelesuan dan kemalasan (futur).

Leave a comment