Tokyo become a zero point for our lives

Dear readers! thank you for keep stay tune on this irregular post blog.

if you read my post in the beginning of this month, I mentioned that I finally tie the knot with my long partner.

Since I came from a religious family, indeed ,, I need to make it legal from religion point of view too.

two researchers become one team

Me and my husband are researchers and we are doing the same field research. I hope we can be the future of Curie’s couple. We will give our life for science.

because… again.

what makes us who we are? Lets explore it!

Hydrogen fuel’ bus

Hi readers, How are you?

I am writing this blog in the cloudy morning in Fukuoka, Japan.

The winter will be ended soon, and the weather getting warmer.

This Ph.D note’s blog is so rare to be updated because it’s really depending on my writing’s mood.

I dont know what kind of stories need to be written here..

Now, let’s talk about technology. We are currently exploring ways to utilize hydrogen energy in daily life in Fukuoka. One use of this hydrogen energy is as fuel for buses. I am quite lucky, I had a chance to ride this bus when I want to go back to my home from work. This bus is only available around 5 pm from Kyushu University Ito campus to Kyudaigakkentoshi. The inside interiour of the bus is so futuristic, the outside design is really beautiful. Hopefully this exploration will be succeed and we can support the zero carbon technology development.

Front look of the bus

Tied the knot.

Hi readers, it’s been awhile since I did not post in this catatan Ph.D.

I just passed one crucial moment in my life.

I and my partner finally decided to tied the knot.

We just officially confirmed our marriage in Japan City hall.

Thank you very much for staying tune on this website.

See you in the other chance.

Memasuki tahun ke 11 di Jepang

Halo semuanya, terimkasih masih stay tune di blog ini. Ga terasa sudah memasuki tahun ke -11 saya menjadi diaspora Indonesia yang tinggal di Jepang. Dalam kurun waktu 11 tahun ini, banyak sekali hal-hal baru yang saya pelajari dan pahami. Seperti yang kalian tau, orang Jepang itu mempunyai banyak lapisan. waktu 2-5 tahun tidak akan cukup untuk memahami cara berpikir mereka. Bahkan di usia yang ke-11 ini, saya pun ga bisa menjamin saya mengerti cara berpikir mereka. Namun secara general, saya menyukai negara ini.

Kenapa?

  1. karena orang -orang di sini mind their own business.
  2. Pekerja keras
  3. Jujur

sayangnya…

sayangnya gaji di sini kecil sekali

Makanya saya ga mungkin bolak balik ke Indonesia setahun 10 kali.

Semenjak Covid 19, tiket pesawat ke Jakarta dari Fukuoka jadi mahal sekali.

Dulu kita bisa dapat tiket seharga 45000 yen, dengan menggunakan Korean air.

Sekarang boro boro…. Kalau mau pake Korean air, tiket pesawatnya kudu dikali 2.

Belum lagi nilai tukar yen terhadap dolar sekarang semakin tinggi. Artinya value yen saat ini lebih rendah dari tahun -tahun sebelumnya. Makanya ada banyak turis asing berbondong-bondong masuk, karena barang-barang di Jepang lagi murah – murahnya,

Berhubung sekarang tahun 2024, take note di tahun 2023 adalah saya ga ke luar negeri sama sekali (semenjak korona bahkan). Yup. Sejak 2020, aku ga pernah ke luar Jepang. Covid 19 bener-bener mengubah segalanya. Bahkan di Jepang, sampai detik ini kami masih menggunakan masker ketika berada di transportasi publik. Bukan karena kewajiban, make masker sih ga wajib. Tapi karena kesadaran diri sendiri, mengetahui kalau kita bukan kucing, nyawa ga sampe 9. Yang ga make masker sih biasanya orang asing, para tourist. Apakah mereka kucing?

Masih menggunakan masker di tahun 2024

Belum kelar masalah Covid19, masalah pe-perangan juga menjadi masalah baru di tahun 2020-2024. Sekarang kayanya negara yang paling aman untuk area utara bumi, ya area Jepang ini. Emang iya sih kadang ada misil ulah kim jong unch yang lewat-lewat buat nakut-nakutin perairan asia timur. Tapi kayanya sengaja dibiarin dan ga ditanggapin oleh pemerintahan di sini, karena sekalinya ditanggapi, yaudahlah.. war lagi kita….

Jujur 2024 ini ogut pengen banget ke luar negeri. ya, at least makan nasi padang langsung di Indonesia. Hampir tiap weekend sih saya perhatiin harga tiket ke Indonesia. Ya harganya sekitar 64,000 yen kalau pake maskapai singapore airlines. Udah mentok di sana. Kok ga make korean air lagi? Karena ogut belum pernah ke singapura. Pengen makan nasi ayam hainan di sana. Emang motivasi kuliner yang paling bener deh. ehe.

Kalian apa kabar?