Pejabat yang jalan jalan ke LN pake duit rakyat

Suatu pertanyaan besar antara saya dan sepupu yang sesama mengais duit di luar negeri.

Ini para pejabat, bisa liburan bawa keluarga dan beli oleh seabrek-abrek, dapet duit dari mana sih?

Belum lagi pejabat-pejabat yang punya properti di luar negri, apa ini ke cium pajak propertinya?

Ada juga pejabat yang udahlah punya kuasa di tempat dia tinggal, anaknya kuliah ke luar negeri pake beasiswa LPDP.

Sebagai anak seorang ilmuwan, keluarga gw dan sepupu bukanlah keluarga berada.

Kami hidup biasa saja.

Namun ada orang dengan posisi di pemerintahan, dengan enaknya melakukan dinas keluar negeri pake duit negara, pake passport negara. Giliran diminta kerja yang benar, malah berakhir korupsi.

hufft

Kalau dipikir-pikir..

Hari-hari semakin dingin di wilayah Jepang dan sekitarnya.

Linear dengan hal tersebut, kulit ku jadi gatal-gatal karena udara kering yang menyentuh badan.

Pagi ini ku mulai hari dengan meminum bubuk terakhir dari Kopi Mandheling yang dijual di Toko Kaldi.

AKhir-akhir ini aku merasa aku baru saja terbangun dari tidur yang amat sangat panjang.

Engah ini karena tambah tua tambah bijak, atau emang emosional intelligence ku baru berjalan dengan benar.

Sambil menyeruput kopi, yang telah ku buat menggunakan coffe maker, aku menatap ke jendela.

Kalau diingat-ingat, sepertinya awal-awal singgah di Jepang, aku mengalami shock culture yang tidak aku sadari secara langsung.

Tanpa aku sadari, awal -awal aku tiba di Jepang, mungkin aku secara tidak sadar merasa kesepian (mungkin) atau butuh pengakuan dari orang lain (mungkin). Sulit.. sulit untuk diterima sesama orang Indonesia pada waktu itu, karena tidak ada satupun yang punya background later belakang yang sama denganku. Kebanyakan mereka adalah lulusan kampus-kampus jawa yang tidak pernah ke sumatra. Seperti yang kita pun tau, budaya pulau Jawa dan pulau sumatra itu sangat berbeda. Ditambah pula pertemuan itu terjadi di Jepang.

Ada kalanya untuk lari dari kesepian, aku berpikir untuk menikah saja. Menikah secara random. Dikira menikah bakal menyelesaikan banyak masalah. Syukurlah ternyata jalur tersebut tidak ku lakukan. Tapi bila diingat-ingat lagi, itu para lelaki yang berpikir mereka terlihat tampan pasti melihatku cringe sekali. Aku pun bila bertemu dengan aku 10 -7 tahun yang lalu juga akan merasakan cringe yang sama.

Waktu, waktu yang didefinisikan oleh Einstein sebagai suatu hal yang relative, nyatanya sampai hari ini masih terlihat berpropagasi positif. Karena waktu, aku menyadari banyak hal dalam hidup. Terimakasih untuk sang creator telah mengizinkan ku berjalan seorang diri dan berkelana melihat dunia ini.

Catatan Ph.D website yang sedang kalian baca ini bukanlah domain gratis. Walaupun tak banyak yang baca, tiap tahunnya aku selalu membayar biaya domain website ini. kenapa? ya untuk kepuasan hati.

Anyway, bila kalian bertanya, bagaimana rasanya menjadi peneliti di Jepang?

terutama bila kalian bukanlah penduduk lokal.

Jawabannya tidak mudah.

Selama aku bukanlah warga berkebangsaan Jepang, aku tidak akan pernah bisa menjadi PNS Jepang (selama hukum belum digant).

Artinya, aku harus berpikir masa depan apa yang ingin aku buat untuk ku nanti

Pekerjaan menjadi seorang peneliti hanyalah sementara.

Final goalnya, akankah aku menjadi seorang professor?atau menjadi praktisi bisnis?

Jujur saja yang kedua yang paling mungkin……

Kangen

Hari ini adalah hari pertama aku kembali ke Ito campus.

Kurang dari seminggu aku pindah lokasi campus.

Dua setengah tahun bukanlah waktu yang sebentar.

Aku kangen dengan orang-orang di kantor yang lama.

Aku beruntung mempunyai mentor yang sangat hebat,

Semoga suatu saat aku bisa berbagi ilmu selayaknya beliau.

cerita hari ini

Sambil memegang pipi kiri yang kesakita, aku melihat bulan melalui jendela kamar yang baru saja aku tempati selama dua hari. “bulannya cantik”, ujarku dalam hati. Pagi ini, aku menghidupi tv. Ternyata malam tadi adalah malam spesial, rupa bulan seperti malam tadi kan muncul seperti malam kemarin di tahun 2030 a.k.a 7 tahun lagi.

Pindahan kali ini lebih melelahkan daripada sebelumnya, dan sangat menguras banyak uang. Lucunya lagi wisdom tooth aku kayanya akhirnya keluar. Sebenarnya aku cukup heran, aku acap mendengar ketika gigi wisdom tooth muncul, akan terasa amat sakit, bahkan beberapa orang perlu dioperasi untuk mencabut wisdom tooth mereka. Aku pikir, aku termasuk orang yang tidak akan merasakan kesakitan wisdom tooth, lah ternyata malam tadi gigi itu menyeruak keluar. Bisa pas banget waktu udah selesai pindahan. Pokoknya hari ini aku akan cek ke rumah sakit.

Aku tak menyangka, aku akan kembali lagi ke area itoshima. Itoshima merupakan area Fukuoka pertama tempat aku tinggal sepuluh tahun yang lalu. Kali ini aku tinggal di area yang tak pernah aku pikirkan mampu aku tinggali. Bangunan tempat tinggal yang aku tempati pun baru di bangun 5 tahun yang lalu. Kali ini semua wilayah yang aku kunjungi sungguh membuatku bernostalgia. Dulu ini tuh ini.. dulu itu tuh itu.. Waktu memang cepat berlalu.

Orang Indonesia pertama yang bekerja di Pusat penelitian Spherical Tokamak

Akhirnya kisah ini bisa ditulis, karena saya telah selasai mengabdikan diri di pusat penelitian Fusi Nuklir di Jepang.

Saya merupakan orang Indonesia pertama yang berpartisipasi dalam project penelitian Fusi nuklir khusus spherical Tokamak ini.

Bagi sebagian yang heran, kenapa saya bukan melanjut penelitian tentang otak, melainkan beralih ke proyek Fisika, karena fokus pada pekerjaan saya di pusat penelitian ini adalah sebagai pengembang sistem remote untuk pengeoperasian Gyrotron.

Gyrotron adalah sebuah tabung vakum yang memliki frekuensi lebih dari 14 GHz dan digunakan untuk beberapa aplikasi baik itu di bidang kedokteran ataupun di bidang Fusi Nuklir.

Penggunaan gyrotron pada dunia kedokteran masih dalam tahap pengembangan, namun penggunaannya pada dunia fusi nuklir sudah dalam tahap penerapan. Dengan harapan dapat mempelajari lebih dekat serta melihat penelitian Fusi Nuklir dunia, bergabunglah saya dalam projek ini.

Pada awalnya, saya berniat untuk bergabung untuk jangka waktu 10 tahun atau lebih. Namun, ternyata dunia neuroinformatika, masih menarik perhatian saya.

Maka dari itu, saya perlahan dari bulan april tahun 2023 mulai kembali bergabung di project penelitian tentang otak dan perubahan fisiologis manusia terhadap rangsangan bau, paralel dengan bekerja di pusat penelitian fusi nuklir ini.

Namun, bekerja di dua bidang sekaligus ternyata cukup melelahkan. Maka saya memutuskan untuk memilih bidang yang emang seharusnya saya tekuni.

Berulang kali saya bertanya dengan direktur pusat penelitian, adakah pemerintah Indonesia menghubungi pusat riset kami terkait penelitian fusi nuklir ataupun spherical tokamak, sayangnya belum ada.

Sayang sekali, saya belum berkesempatan melihat para peneliti Indonesia datang berkunjung dan ikut berpartisipasi dalam pengembangan energi terbarukan ini.

Tapi, mau bagaimana lagi. life must goon kan?