Catatan PhD #42 Kopi

Tahun ke 5 tepatnya, dan musim gugur ke 6 spesifiknya. Aku berjalan di bawah pohon yang entah berapa ratus kali telah ku lewati. Sudah mendekati ujung perjalanan ini. Ada banyak memori yang tercipta, baik ataupun buruk semuanya menjadi jalan untuk mengajarkanku menjadi manusia yang terus belajar.

dsc_0021-225521504.jpg
Fukuoka Pagi ini

Ada satu minuman pendamping yang dapat memberikan efek tenang ketika hatiku sedang gundah. Baik aroma ataupun rasa, semua menjadi satu menghipnotisku agar mampu kembali fokus pada apa yang harusnya jadi tujuanku.

dsc_0020-2002038382.jpg
Segelas kopi dan cap bibir

Kopi memang salah satu minuman berkafein (umumnya ada kafein, kecuali kalau diolah sedemikian rupa sehingga membuat namanya menjadi kopi non kafein) yang mampu menstimulus dopamin di otak (suatu senyawa otak yang buat efek jadi senang). Namun semua efek tersebut bila menjadikan kamu ketagihan akan mendorong kamu ke dunia depresi pula. maka jangan terlalu berlebihan minum kopi. Karena kalau udah ketagihan, kalian akan merasa pusing dan mengeluarkan emosi-emosi negatif. Jadi usahakan jangan ketagihan ya. Ya saya sih kayanya emang udah ketagihan.

 

2 responses to “Catatan PhD #42 Kopi”

  1. Hawari Avatar

    Mbaak, mau tahu tentang dunia perkuliahan di Jepang boleh kah?
    Saya hawari dari S1 Teknik elektro ITB ’14.

  2. Hawari Avatar

    Oh iya dari kelas Neurobio yang saya ikuti,

    Denger2 kopi itu mengaktivasi bagian yang bertanggungjawab buat aktivasi penangkapan asetilkolin. Sehingga di bagian sinaps antar sarafnya selalu ada asetilkolin yang tertangkap sehingga selalu ada komunikasi.

    Kira-kira idealnya begitu. Jadi otot nya aktif, jantungnya juga, dan lain2

Leave a reply to Hawari Cancel reply