Sebuah nama Ph.D atau doktor

Saya bergabung di sebuah grup peneliti Indonesia international. Dimana ada seorang senior yang malesin banget sebenarnya untuk berhubungan. Karena beliau merasa menjadi orang paling berjasa di sebuah perkumpulan mahasiswa International. Hanya saja karena grup peneliti Indonesia ini hanya ada satu, terpaksalah saya tetap coba bergabung.

Sayangnya, ketika melihat realita di dalam, orang yang aktif ya orang orang superior itu saja, belum lagi mereka tidak tau keberadaan saya, sehinga ketika saya ikut rapat. yang ditanyakan adalah

“kapan anda bergabung? kok saya tidak tau?”

lah bukannya aneh, mereka yang membutuhkan SDA untuk keperluan tim, malah tidak tau kalau saya bergabung.

Hal yang paling ga mengenakkan hati bagi saya, susah payah saya mendapatkan gelar doktor, dari sekian anggota Ph.D, hanya nama saya yang mereka tidak bubuhi gelar.

Saya yakin, mereka berpikir bahwa saya adalah mahasiswa.

Namun bukan kah aneh, ketika anda ingin melakukan banyak kegiatan luar, namun anda tidak tau sesiapa anggota anda sendiri.

Meraih gelar Ph.D tidaklah mudah, mungkin bagi para pembaca

alah sekedar gelar doang, apalah itu

Tapi bagi saya, hal itu sangat berarti, karena ada berbagai doa dan mimpi serta berbagai kesakitan dibelakang nama tesebut. Hal itu menjadi tidak wajar bila gelar dibelakang nama tersebut tidak dihargai disesama akademisi.

Beda halnya kalau sekedar penulisan nama dalam keadaan non akademisi.

Lah biar adil, semuanya aja tulis nama tanpa gelar.

Leave a comment