Lima tahun menjadi waktu minimal untuk menjadi warga negara di Indonesia
Sedangkan saya adalah seorang warga Indonesia yang sudah 5 tahun berturut-turut berada di luar negeri. Maka apa yang membuat orang kehilangan kewarganegaraan Indonesia?
Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan
Setiap pendaki tujuannya bukanlah puncak, melainkan turun kembali dengan selamat. Ibarat dalam pendakian, saat ini saya sedang berada di titik puncak perjuangan. Ada beberapa orang yang mati di puncak gunung dan tak mampu kembali ke titik awal kedatangan. Seribu tanya berkumandang di kepala saya. Menghitung dengan 5 jari berapa teman yang masih tersisa di Indonesia. Berapa yang masih bisa saya hubungi, ketika saya pulang kelak siapakah yang akan saya temui. Karena pada kenyataannya saya telah “menghilang” dari peredaran dalam waktu yang sangat lama.
Inilah yang harus jadi salah satu faktor pertimbangan bagi anak muda freshgraduate yang akan meninggalkan Indonesia dalam waktu yang lama. Ikhlaskan mereka semua. Karena kita tidak akan pernah tau kapan kembali, atau yang lebih parah tidak punya alasan untuk kembali ke Indonesia.
Bukan bermaksud meniru Rangga, mungkin Rangga betah bertahun-tahun nyangkut di new york, karena selain masa lalu, siapa lagi yang hendak dia temui?
Saya sebagai kandidat PhD sudah diultimatum baik dari keluarga ataupun guru saya untuk gak usah ingat-ingat Indonesia. Pun berkumpul dengan kegiatannya. Karena mereka tau, keinginan terbesar saya saat ini adalah pulang. Setiap kesulitan yang saya hadapi, solusi saya hanya satu, pulang -pulang pulang, padahal entah apa yang akan saya temui dan lakukan ketika pulang. Hendak ke kota apa-pun jadi membingungkan. Kadang ini menimbulkan suatu kenangan bagi saya,
Apa ini sebabnya di jaman sekolah dulu, melakukan tanda hormat kepada sang saka merah putih menjadi hal yang serius saya lakukan? Apa karena ternyata bertahun setelahnya akan sulit bagi saya untuk mencium aroma Indonesia?
Namun pada kenyataannya inilah masa depan saya setahun ini, saya berada di sini, di negeri matahari terbit, memilih untuk menenggelamkan semua momen dan memory tentang Indonesia.
Mahasiswa tahun akhir tugasnya hanya satu : FOKUS
Maka Indonesia adalah distraksi terbesar karena rindu yang hebat nan tak terlampiaskan hanya membikin hati nelangsa, air mata berderai dan bibir terluka karena digigit. Indonesia, pegang janji saya. Saya akan pulang, walaupun penghunimu sudah tak mengenal lagi siapa saya ataupun tak ada lagi urusan saya dengan penghuni-penghuni di sana. Tapi Indonesia, bukankah cinta tak mengenal jangka waktu dan sebab?
Buanglah keraguanmu!
Tunjukkan nyalimu!
Jangan ragu!
S’karang juga
Satu langkah maju!
Believe yourself! _JKT 48_

Leave a comment