Judul kali ini merupakan inti dari percakapan antara teman perempuan saya di Jepang.
Tiga tahun berada di Jepang, saya sudah terbiasa menjadi “people watching” alias pengamat tingkah laku manusia. Istilah “people watching” ini saya pinjam dari film berjudul Adam. Suatu film tentang kisah cinta laki-laki pengidap Asperger Syndrom dan wanita cantik. Adam, selayaknya saya. Sangat suka duduk di keramaian, terutama taman, sambil mengamati kegiatan manusia. Dari pengamatan itulah saya belajar, salah satunya adalah bagaimana tanggapan perempuan ketika dikhianati pasangannya.
Jepang merupakan negara anomali. Pernikahan bukanlah prioritas, dan tidak banyak yang usil tentang kehidupan pribadi. Sehingga, tidak jarang akan ditemui perempuan berusia 45 tahun tapi belum menikah.
Di sisi lain, wanita-wanita yang datang ke Jepang sendirian biasanya akan mengalami kisah serupa, yaitu diputusi oleh pasangannya, diselingkuhi pasangannya tapiii jangan khawatir, banyak juga yang tetap baik-baik saja dengan pasangannya.
Untuk wanita yang datang ke Jepang pertama kali dalam status single, biasanya akan tetap kembali ke negaranya masing-masing dengan status yang sama seperti keberangkatannya. no problem.

Nah yang menjadi masalah dan yang menarik untuk dibahas adalah, tipe wanita yang datang ke Jepang sendirian dengan status sudah punya pasangan.
Kisah pertama :
*Beberapa hari sebelum christmas
saya : “yuhuu. lagi ngapain?” saat berjumpa teman di suatu pusat perbelanjaan
teman : “mau beli kue nih, besok kan christmas. ah saya kangen ama suami saya di sana. ini bakal habiskan waktu sendirian. Saya kangen banget ama dia, ini christmass pertama kami terpisah jauh begini.”
saya : ciee yang kangen suami.
Beberapa bulan setelahnya, teman saya itu berkata, bahwa dia digugat cerai oleh suaminya. Kini teman saya itu sudah punya pasangan baru.
Dari dia saya belajar, Jadi wanita harus kudu segera move on.
Kisah Kedua :
Saya :”Ciee, senang banget nih kayaknya”
teman : “Kekasih saya datang dari negara saya. Kami akan menghabiskan waktu bersama”
Saya: “Selamat deh buat kamu”
beberapa minggu kemudian..
Teman: “kekasih saya menghianati saya, dia punya kekasih lain di negara kami. Bahkan dia melamar perempuan itu. Perempuan itu pun sempat menginap di rumah kami. ”
Saya : “Bagaimana kamu bisa mengetahui hal ini?”
Teman : “Lelaki saya itu lupa mengahapus isi pesan singkatnya ke perempuan itu”
Saya : “lalu sekarang bagaimana?”
Teman: “kami putus”
berbulan-bulan kemudian
Saya: “lah kenapa nangis?”
Teman : “saya capek, mantan saya itu tidak menyesali perbuatannya tapi meminta kembali pada saya ”
saya: “lalu?”
Teman :”berulang kali saya tanyakan padanya, apakah kamu cinta saya? apakah kamu menyesal, tapi dia tidak pernah menjawabnya.. ”
saya :”okay lalu kamu maunya apa?”
Teman : “saya ingin dia menjawab pertanyaan saya”
saya : ” Kalau dia berkata dia cinta kamu, apa kamu percaya?”
Teman : “tidak percaya, tapi kalau dia berkata dia tidak cinta saya, saya akan percaya”
saya: ” jadi mau kamu apa?”
Teman: “entahlah”
saya : “hey listen, sudah berbulan-bulan kamu seperti ini. sibuk mempertayakan apa dia mencintai kamu atau tidak. Sebagai orang yang jernih pikirannya. Dengan dia terang-terangan berselingkuh, itu semua sudah jawaban. Ditambah dia tidak pernah mau bilang kalau dia menyesal. Tinggalkan saja dia, lupakan.”
Teman: “tapi aku khawatir, aku khawatir dia depresi, dia sakit dia tidak punya teman”
saya :” look, kamu sangat mencintainya”
teman:”sangat dalam… dan sangat sakit”
saya: “laki-laki brengsek itu beruntung”
teman:”tidak… karena saya dengan dia sudah putus”
saya: “lalu apalagi masalahnya?”
teman: “aku cuma mau dengar dari mulutnya kalau dia tidak cinta aku”
saya:” listen! ex is ex. kalian sudah tidak ada hubungan apa-apa. mau dia mati besok pun juga bukan urusan mu. itu kalau aku. banyak hal penting lainnya yang bisa kamu lakukan, ga usah mempersulit diri dengan hal yang begini. ya saya minta maaf bila kata-kata saya tajam. Karena saya tidak perna jatuh cinta, saya tidak tau apa yang kamu rasakan. Tapi ini perkataan orang yang jernih pikirannya.
teman: ah entahlah saya ga tau..
pelajaran: tipe gagal move on, mengakibatkan kamu bersedih berkepanjangan
Kisah ketiga
Teman : “si A orangnya gimana sih dil?”
Saya : “baik, banyak yang demen”
Teman: “saya suka deh ama dia”
Saya:”mending jangan, dia lagi deket sama si A”
besok-besoknya…
Teman: “saya ga suka ama A, jutek kalau panik”
saya: “dah dibilangin”
malamnya…
Teman : “saya suka deh ama dia, romantis”
saya: “baguslah, baik – baik ya ama dia”
besoknya …
teman: “saya bakal ngelupain dia! dia ga kasih kepastian ama saya”
saya : “besok lu bakal bilang apa nih kira kira”
besoknya..
teman : “pilihan ku dah tetap ke dia”
saya : “semoga yang terbaik ya”
besoknya lagi
teman: “saya bakal cari yang lain, dia cuma PHPin saya”
saya: ah serah lu deh.
Pelajaran : tipe keras kepala, mengakibatkan kamu di PHPin berkepanjangan
Demikianlah secara garis besar, kisah cinta perempuan perantau yang saya kenal di Jepang. Dengan berbagai macam dinamikanya.
Masih berani merantau?
YOLO
#peace

Leave a comment