dimulai dengan drama internet koneksi down selama seminggu, sehingga memaksa saya untuk mendownload jurnal dan ngeprint ke lab di Ito kampus, hingga drama ketinggalan bus setelah dua jam menunggu bus menuju Hakozaki kampus, penuh-sepenuh penuhnya.
bukan pelit atau apa, memang ongkos perjalanan Ito kampus ke Maidashi kampus cukup menguras kocek saya yang gak dalam ini. Sekali Jalan, bisa menghabiskan uang sebesar 800 yen dengan waktu tempuh satu jam lebih. gak heran mahasiwa-mahasiswa bermodalkan beasiswa yang turunnya 6 bulan sekali itu mesti memikirkan strategi berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara paling murah kapan perlu gratis.
Iya sih, pada akhirnya jurnal-jurnal yang saya rasa perlu, sudah ditangan. Namun kenyataannya otak saya lost kecerdasannya. belasan paper ilmiah yang saya baca itu tidak masuk ke otak saya. Bahasa kedokteran yang lebih banyak daripada bahasa pengolahan signal processing membuat saya bergumam berkali kali “anjis.. kalau gini gw pengen banget punya kenalan anak psikiatri atau neurologi”
Malam menjelang zemi perdana saya itu, saya tetap berusaha membaca jurnal ilmiah, dengan sedikit drama sebuah pesan masuk dari abang saya. Paginya, dengan drama 3 menit dari rumah ke bus stop dengan mengayuh sepeda secepat-cepatnya (karena saya baru keluar rumah jam 7:13 sedangkan bus berangkat jam 7:20) tali sepatu tidak saya pasang, jilbab saya lilit seadanya, still lucky enough untuk dapat bus pagi itu.
Berhubung presentasi saya adalah jam 10:20, saya memutuskan untuk menyelesaikan slide yang gak akan selesai itu. Dan itulah dramanya, mendadak ada cacing menggeliat di rok saya setelah saya berjalan di bawah pepohonan Ito Kampus.
Drama puncak, akhirnya saya melakukan presentasi. Dengan bahasa inggris yang amat sangat acakadul, pembahasan tidak jelas, dan kesalahan-kesalahan lainnya.
but that’s life. Semua drama harus dihadapi.
Otsukaresamadeshita.
2 May 2016


Leave a comment